Tips Dari Pengalaman Jualan Online
Sudah pernah saya jelaskan nama usaha/website/jenis
barang yang dijual sengaja tidak disebutkan demi menjaga privasi dan mengurangi
kompetitor, dan karena saya sudah tidak menjual produk tersebut lagi
(discontinue) maka tidak ada salahnya disini saya bagikan terang-terangan
sehingga Andapun juga bisa belajar dari pengalaman jualan online (reseller
& dropship) ini.
Modal awal yang saya miliki adalah Rp 1.400.000,- dan
hal yang pertama kali saya lakukan adalah mencari jenis produk untuk dijual.
Saya riset terlebih dahulu mulai dari supplier dan kategori apa yang sering
laku dijual “online” dan ternyata saya ketemu 2 kategori yang paling
prospektif, yaitu:
- Fashion –> baju, celana, jaket, dan semacamnya
- Elektronik –> komputer, gadget, dan aksesoris
Pilihan saya
akhirnya jatuh pada elektronik yaitu aksesoris komputer dan gadget.
Mengapa?
Karena
produk tersebut harganya tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal untuk
dikirim, beratnya ideal untuk pengiriman, dan terbukti telah menghasilkan
banyak penjualan secara online. Langkah
selanjutnya mencari supplier untuk produk aksesoris komputer, bagaimana cara mencarinya? Saya ketik
di Google “Toko online aksesoris komputer”, “Reseller aksesoris komputer”,
“Dropship aksesoris komputer”, dan “Supplier aksesoris komputer”. Dari semua
hasil pencarian yang ada akhirnya saya pilih Artica Computer sebagai
supplier pertama saya.
Alasan
utama
karena tokonya ada di Harco Mas dekat dengan lokasi saya, lalu Artica
ini memfokuskan
produknya pada “aksesoris komputer”, sesuai dengan apa yang ingin saya
jual, mulailah saya mendaftarkan diri melalui halaman program
reseller-dropship di http://articacomputer.com/pages/reseller-dropship-89.html.
Jika Anda
ingin mencari beberapa supplier yang menerima reseller/dropship untuk market
Indonesia, Anda juga bisa mencari/mendownload daftarnya disini:
note: daftar ini sudah cukup tua, mungkin beberapa
supplier ada yang sudah tidak aktif, karena itu silahkan Anda cek terlebih
dahulu website/kontak masing-masing supplier jika ingin menjadi
reseller/dropshipper. Setelah itu
saya langsung membuat toko online di Instagram dengan nama brand saya yaitu
Nebula Computer lalu memasang logo seadanya yang saya buat sendiri. Inilah logo
pertama toko online yang saya buat di Instagram:
Betul-betul seadanya saja (cuma tulisan dari MS. Word)
karena saat itu yang penting saya bisa jualan secepat mungkin. Saya langsung
pasang sekitar 100 produk dari Artica Computer, dan memasang lapak juga di
Kaskus, lalu setelah 2 minggu saya hanya berhasil menjual 1 produk yaitu mouse
Cliptec seharga 80.000 (harga asli 60.000), jadi saya hanya mendapat untung Rp
20.000,- selama 2 minggu itu. Jelas tidak
mungkin bisa maju kalau seperti ini terus, karena itu saya segera buat logo
yang lebih profesional dan juga website sendiri. Pertama logo saya beli di
Disdus (Groupon.co.id) seharga Rp 100.000,- saat itu saya beli deal dari Desainukm.com dan
mendapat desain untuk Nebula Computer seperti dibawah ini:
Setelah itu saya membuat website dengan platform/CMS
jadi dari JagoanStore seharga 1
juta/tahun (paket smart) dan itu semua sudah termasuk domain + hosting (space 1
GB) + CMS jadi, sehingga saya betul-betul tinggal memasukkan produk, edit
harga, dan marketing. Di Kaskus pun saya membeli paket donatur sehingga
lebih terlihat serius, dan karena saya sudah memiliki website sendiri maka saya
langsung pasang SEMUA produk dari Artica Computer (300-500 produk saat itu)
kedalam Nebulacomputer.com (domain sudah expired).
Inilah
tampilan website Nebula Computer pertama kali (1 supplier):
Saya juga buat Facebook Page (Fanpage) untuk toko online ini. Lalu saya hubungkan (link) masing-masing website dan sosial media (Facebook+Instagram). Untuk pembayaran saya tambahkan rekening Mandiri (sebelumnya hanya BCA) sehingga pembeli bisa melakukan transfer dari ATM BCA dan Mandiri (karena keduanya paling sering digunakan masyarakat Indonesia).
Untuk SEO
saya tidak lakukan banyak karena jelas kalah sama e-commerce besar seperti
Lazada, Blibli, MatahariMall, Bhinneka, termasuk Tokopedia dan Bukalapak. Namun tetap
saya cari taktik lain, saya buat artikel tentang aksesoris komputer dan
aksesoris gadget, jadi kurang lebih seperti mini blog dalam toko online dan
saya incar keyword yang kira-kira orang tersebut akan tertarik untuk membeli
aksesoris komputer. Contoh saya
membuat artikel tentang perbedaan kabel LAN cat 5 dengan cat 6, tujuannya
supaya orang yang mencari artikel tersebut bisa menemukan toko online saya dan
kemungkinan membeli kabel LAN dari toko saya. Untuk
backlink (link building) saya hanya cari dari 2 situs yaitu Polisi Online dan
Polisi Internet. Sangat penting bagi Anda yang memiliki toko online untuk
memverifikasi website Anda di kedua situs tersebut, karena selain dapat
meningkatkan rasa percaya customer, Anda juga akan mendapatkan high quality
backlink yang sangat bagus untuk SEO. Berikut link
halaman verifikasi Nebula Computer di PolisiOnline dan PolisiInternet. Nantinya
akan ada checker yang berbelanja di toko online Anda untuk memeriksa apakah
toko Anda betul-betul terpercaya atau tidak. Setelah
terverifikasi jangan lupa pasang widget yang merek berikan, sehingga pembeli
akan semakin percaya dengan toko online Anda. Setelah
melakukan semua ini, ternyata penjualan sangat meningkat tajam, hampir setiap
hari pasti ada order, beberapa jenis produk yang paling sering laku
(berdasarkan pengalaman saya):
- Mouse wireless dengan harga dibawah Rp 100.000,-
- Keyboard polos biasa
- Power bank dan flash drive
- Kabel LAN (best seller) mulai dari 1 meter sampai 30 meter
- Kabel-kabel lain seperti VGA, DVI, dan semacamnya
Produk yang
paling sering laku akan lebih sering saya promosikan dan push entah di sosial
media dan FJB Kaskus. Namun masih
ada yang kurang, saya harus memaksimalkan potensi toko online saya sebisa
mungkin, toh space hosting ada 1 GB sayang kalau dibuat nganggur, karena itu
saya cari supplier-supplier lain yang menjual aksesoris komputer, aksesoris
gadget, dan aksesoris gaming.
Mulailah
saya ketemu supplier kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Beberapa
diantaranya seperti:
- Harga99 –> Tokopedia @harga99
- Solusi Computer –> Tokopedia @solusicom
- Palugada –> Tokopedia @palugada
- Digital Computer
- Elexus Shop
- Dan masih banyak lagi (saking banyaknya saya sampai lupa)
Mungkin
beberapa toko ada yang sudah tidak aktif, kurang lebih saat itu saya memiliki
10 supplier yang berhubungan dengan aksesoris komputer dan gadget, dan website
Nebula Computer memiliki 2.000 produk yang semua saya handle sendiri sehingga
ada beberapa ketentuan dalam menentukan supplier yaitu:
- Supplier harus memiliki toko fisik di daerah Mangga Dua khususnya Mangga Dua Mall, Harco dan Harco Mas.
- Harus tangan pertama (distributor resmi) dan harganya paling murah/kompetitif (setidaknya yang bisa saya temukan)
- Respon HARUS CEPAT, jika saat di hubungi SMS/WA dalam 1-2 jam tidak ada respon (saat jam kerja) maka toko tersebut bukanlah supplier yang bagus.
Kenapa harus
seperti itu?
Pertama,
karena saya reseller maka semua supplier saya harus satu lokasi/daerah untuk
menghindari perbedaan ongkir (supplier harus ada di Jakarta). Kedua, jika ada
customer yang membeli dari supplier yang berbeda-beda, maka saya dapat dengan
mudah mengambil dan mengirim semua produknya sekaligus (karena Mangga Dua Mall,
Harco, dan Harco Mas semuanya bersebelahan).
Memang
mustahil bisa mendapat satu toko yang semua produknya harga termurah, karena
biasanya sebuah toko yang menjadi MD (master distributor atau importir yang
memasarkan barangnya kepada distributor/toko lainnya) hanya mampu memegang
beberapa jenis brand/produk. Maka dari itu terkadang kita tidak harus selalu
mencari harga termurah, asalkan tokonya berkualitas dan layanannya oke maka
pasti produknya akan saya jual.
Untuk respon
jelas harus cepat, karena nasib kita bergantung sepenuhnya pada
kecepatan respon supplier, bahkan saya pernah ketemu supplier yang untuk cek
stok saja makan waktu 2 hari.
Prioritaskan
supplier yang responnya cepat, penjualannya bagus, dan juga menghargai
resellernya. Contoh di Artica Computer, dropshipper yang sudah menghasilkan
penjualan lebih dari 5x akan mendapat potongan harga (diskon reseller) sehingga
profit resellerpun akan semakin besar.
Sepanjang
perjalanan/pengalaman jualan online di Nebula Computer, supplier favorit saya
adalah Artica Computer dan Harga99. Keduanya sangat humanis, mudah diajak
komunikasi baik secara bisnis maupun ngobrol santai. Diluar jam kerja pun
mereka masih merespon pertanyaan yang ada, mulai dari stok, status pengiriman,
dan update harga.
Walaupun
tidak ada supplier yang sempurna, beberapa kali pasti pernah miss
communication, lupa update stok/harga dan semacamnya, secara overall kedua
supplier tersebut memiliki pelayanan yang sangat bagus (menurut saya).
Inilah
tampilan akhir website Nebula Computer dengan 50 kategori (aksesoris komputer
& gadget) dan lebih dari 2.000 produk didalamnya (10 supplier):
Untuk metode
berbelanja saya sediakan 2 opsi yaitu:
- Direct order: pembeli bisa langsung berbelanja melalui SMS/WA.
- Website order: pembeli bisa langsung menggunakan cart/keranjang belanja yang ada di website dan melakukan checkout secara sistematis.
97%
pembelian terjadi menggunakan metode direct order (pemesanan langsung),
ternyata mayoritas pembeli online di Indonesia masih suka berbelanja dengan
cara tradisional (ngobrol langsung sama penjual) dan transfer manual. Salah satu
selling point kita sebagai reseller yang tidak bisa menawarkan harga lebih
murah adalah kita harus mempermudah customer untuk berbelanja, beberapa
orang ada yang malas belanja online karena tidak mau buat akun/ID di website
e-commerce walaupun ada beberapa situs yang bisa berbelanja tanpa harus
mendaftar/register (checkout as guest), namun tetap prosesnya kebanyakan
berbelit-belit. Selain itu
kita semua tahu konsumen Indonesia suka banget bertanya mulai dari yang ga
penting sampai pertanyaan-pertanyaan bodoh seperti nanya stok berulang-ulang
(mastiin berkali-kali), nanya harga (padahal harga sudah dicantumkan), dan
pertanyaan-pertanyaan dasar lain yang sebenarnya jawabannya sudah ada dihalaman
website. Dan yang paling bikin kesal jika sudah panjang lebar bertanya
ujung-ujungnya hilang begitu saja (hit & run). Sebagai
reseller ya mau tidak mau Anda harus kompromi dengan semua itu. Untuk
marketing saya juga push beberapa produk yang paling laku menggunakan
Facebook/Instagram Ads dan Kaskus Ad. Budget yang saya habiskan untuk
Kaskus sebesar Rp 200.000,- dan untuk FB/Instagram sebesar Rp 100.000,-. Budget Facebook
Ads saya gunakan untuk “Boost Post” produk yang paling laku dengan penempatan
di “Desktop News Feed” dan “Instagram & audience network”.
Baca juga: Cara
beriklan di Facebook dan Instagram tanpa kartu kredit Berdasarkan
pengalaman saya, justru marketing dengan iklan (ads) tidak menghasilkan
penjualan yang baik (hanya sekedar trafik), penjualan terbaik tetap datang dari
marketing yang gratis (free). Manakah
channel yang menyumbang penjualan (sales) terbanyak? Inilah urutan penjualan
Nebula Computer mulai dari yang paling menghasilkan:
- FJB Kaskus
- Google/organic (soft selling)
Google/organic
maksudnya adalah customer datang melalui pencarian suatu keyword yang
berhubungan dengan aksesoris komputer/gadget, lalu mereka masuk ke artikel di
website dan akhirnya melakukan pembelian. Artikel yang
saya buatpun tidak banyak hanya sekitar 20 artikel (long-tail keyword) yang semuanya
berhubungan dengan kategori atau jenis produk yang paling laku. Jadi jika
penjualan kabel LAN sangat baik, saya akan buat artikel tentang penjelasan
kabel LAN cat 5/5E/6, jika penjualan mouse wireless sangat baik, maka saya akan
buat artikel mengenai review mouse, dan sebagainya. Semua terus
berjalan mulai dari promosi dan order sampai akhirnya saya putuskan untuk
berhenti (discontinue) karena penjualannya sudah sangat rendah yaitu hanya
sekitar 1-2 item per minggu. Berbeda dengan dulu yang setiap harinya pasti ada
order, dengan profit bersih rata-rata Rp 100.000-300.000,-/hari. Selain itu 2
hal yang menurut saya paling berpengaruh adalah semakin terkenalnya marketplace
seperti Tokopedia & Bukalapak (mendapat pendanaan gila-gilaan) dan juga FJB
Kaskus yang mulai semakin terpuruk (karena meniru konsep yang sama dengan
marketplace). Sedangkan
porsi penjualan terbesar saya datang dari FJB Kaskus, entah kenapa sejak FJB
Kaskus mengubah konsepnya seperti marketplace mulai dari adanya etalase toko
(bukan iklan baris lagi) dan rekening bersama (brankas) penjualan online shop
Nebula sangat turun drastis. Belum lagi rekbernya sempat bermasalah sehingga
membuat FJB Kaskus betul-betul terabaikan dan customer pindah ke marketplace
lain seperti Tokopedia/Bukalapak. Di
Tokopedia/Bukalapak jelas kita tahu reseller tidak punya peluang disini,
jangankan reseller, tangan pertama saja harus banting-bantingan harga supaya
bisa survive. Yang saya agak kecewakan dari sistem marketplace Indonesia adalah
persaingan harganya yang terlalu ketat, mayoritas pembeli hanya mencari harga
termurah dan mayoritas penjual tidak tahu lagi bagaimana meningkatkan penjualan
selain dengan memberi harga yang lebih murah. Baca juga: Top
Seller Tokopedia Berbagi Tips Membuat Toko Online yang Sukses
Akhir kata,
inilah beberapa tips yang bisa saya berikan berdasarkan pengalaman pribadi:
– Pilih
produk yang terbukti laku atau kemungkinan besar akan laku di masa depan
Jangan
terlalu passion-passionan diawal, karena tujuan Anda berjualan adalah
menghasilkan sales, nantinya Anda akan belajar mana produk yang terbukti laku
dan dibutuhkan, dan mana produk yang Justru hanya idealis sebagai konsep tapi
tidak pernah laku dijual secara nyata. Cara
mensurveynya pun gampang, Anda tinggal buka marketplace seperti
Tokopedia/Bukalapak dan lihat berdasarkan kategori dan penjualan terbanyak,
disitu Anda akan ketemu berbagai produk yang terbukti sering dibeli dan sedang
trend. Anda bisa
perhatikan review dan diskusinya, seberapa relevan produk tersebut saat ini,
dan kemungkinan masih akan bertahan lama (asah felling Anda).
note: jarang
sekali ada 1 produk yang bisa terus-terusan laku/trending, karena itu Anda juga
harus terus-menerus memperhatikan market dan menyesuaikan strategi dengan baik.
– Optimasi
apa yang paling penting
Bodohnya saya dulu yaitu terlalu menghabiskan banyak
waktu untuk hal-hal yang tidak penting, seperti mengoptimasi halaman checkout
(padahal ga pernah ada yang pakai juga), menambah halaman/page yang tidak
penting, menghabiskan budget marketing untuk channel yang tidak produktif, dan
sebagainya.
Berdasarkan
pengalaman saya apa yang paling penting dari sebuah website toko online adalah:
- Navigasi yang simpel, pembeli dapat dengan mudah menemukan kategori yang ingin mereka cari
- Deskripsi, harga dan gambar produk yang jelas
- Cara pembelian yang tidak berbelit-belit, sediakan alternatif yang lebih mudah (pemesanan langsung). Semakin mudah semakin bagus.
- Respon dengan cepat customer yang datang, karena sebagai reseller inilah selling point utama Anda.
- Jadilah fleksibel, jika suatu produk memang terbukti tidak laku atau mulai ditinggalkan (kadaluarsa), segera ganti dengan produk lain, tawarkan sesuatu yang baru, lakukan test market terus menerus.
- Perhatikan juga persaingan yang ada, jangan buang-buang waktu seperti bersaing dengan e-commerce besar untuk muncul di halaman pertama Google (ujung-ujungnya hanya buang-buang resource), pertimbangkan alternatif lain, cari celah yang bisa Anda masuki namun kompetitor/persaingannya rendah. Kecuali Anda mau membuktikan diri bahwa Anda bisa mengalahkan e-commerce besar tersebut, ya silahkan-silahkan saja.
– Strategi
harga
Ini hanya
referensi saya pribadi dan mungkin tidak berlaku untuk semua orang. Saya
biasanya mematok harga di range antara Tokopedia dengan e-commerce B2C
aksesoris komputer seperti Lazada, Bhinneka, dan Blibli.
Misal:
Kabel LAN 30 meter dijual seharga Rp 60.000,- di
Tokopedia (oleh supplier termurah), lalu saya akan bandingkan dengan harga di
Lazada & Bhinneka, saya cari penjual yang memasang harga termurah juga dan
biasanya pasti harganya tetap lebih mahal dari yang di Tokopedia (no offense).
Ya jelas karena supplier di website B2C biasanya dikenakan biaya komisi sekian
% dari penjualan/rekber sehingga mau tidak mau mereka akan menaikkan harga
produknya untuk mendapat profit.
Katakan saja harga yang saya temukan termurah di
Lazada/Bhinneka adalah Rp 90.000,- (asumsi), maka saya akan pasang harga kabel
LAN 30 meter di website saya seharga Rp 75.000,-. Prinsipnya saya harus menjadi
lebih murah dari website-website B2C yang ada dan tetap mendapatkan profit.
Sehingga customerpun menemukan bahwa harga saya yang
paling murah (selama dia belum ketemu Tokopedia/Bukalapak). Lucunya juga
beberapa merchant acquisition seperti dari Rakuten (saat itu masih beroperasi)
menghubungi saya untuk menjadi supplier di platform mereka (padahal saya
reseller), artinya saya sudah berhasil menciptakan image yang tidak jauh berbeda
dengan seorang supplier/tangan pertama.
– Tidak
selamanya Anda bisa jadi reseller
Dan tips
terakhir sebagai penutup adalah Anda tidak bisa terus-terusan seperti ini, ada
2 cara untuk naik level yaitu:
- Menjadi impotir/distributor/tangan pertama (mengambil stok langsung)
- Menjadi produsen menciptakan produk Anda sendiri
Keduanya memiliki resiko, mau tidak mau pasti ada
kemungkinan rugi dan gagal. Namun jelas Anda tidak bisa sukses kalau
terus-terusan menjual produk orang lain sebagai reseller/dropship, jika Anda
sudah cukup banyak belajar dan yakin, maka saatnya melompat ketempat yang lebih
baik.
Saran saya coba stok produk yang tidak akan pernah
kadaluarsa dan harganya stabil, seperti kaos atau jaket. Artinya kalau tidak
lakupun harganya di masa depan masih sama (bahkan naik) dan sesial-sialnya ya
produk itu bisa Anda gunakan untuk diri sendiri.
Itulah semua pengalaman jualan online yang bisa saya
bagikan kepada Anda, saya sendiri juga bukanlah seller yang sukses besar dan
kaya raya, karena itu pasti ada beberapa kesalahan yang sering dan masih saya
lakukan, tidak semua yang saya berikan disini cocok untuk Anda. Ingat setiap orang memiliki keadaan yang berbeda-beda,
kondisi lingkungan yang berbeda-beda, maka dari itu teruslah belajar dari
sumber-sumber yang lain (jangan hanya terpaku pada 1 cerita), dan semoga
sharing ini bermanfaat untuk Anda 🙂
Saya buat
toko online ini awal tahun baru 2015 dan tutup di tahun 2016. Jadi sekitar
2015-2016 awal.
Menurut saya
Kaskus drop karena JFB nya jadi mirip marketplace seperti Tokopedia, kurang
inovasi, mulai dari brankas dan etalase toko bener-bener konsepnya sama persis. Padahal dulu
statistik belanja online di Indonesia 90% transaksi online shop itu terjadi
melalui Kaskus dan COD. Sekitar 50% COD, dan FJB Kaskus 40%. Sisanya baru
Tokopedia/Bukalapak, Facebook/Instagram, dll. Jadi ya emang reseller Kaskus
jaman-jaman dulu itu makmur banget, namun sejak Tokopedia & Bukalapak makin
populer porsi penjualan Kaskus makin kesini makin kecil. Saya tanya
supplier sayapun juga sama, Kaskus sekarang udah mati, dia cuma main di
Tokopedia & Bukalapak. Mungkin karena di toped/BL ada sorting berdasarkan
“harga” jadi pembeli udah ga perlu repot nyari harga termurah dimana.
Kalau ada
barang sama tapi harganya lebih murah, pasti pembeli bakal beli dari yg lebih
murah. Memang salah satu yg paling saya kecewakan dari persaingan e-commerce
dalam negeri yaitu persaingan harga karena mayoritas pembeli di Indonesia itu
pelacur harga (price whore). Mungkin agan
bisa belajar banyak dari founder e-commerce Indonesia yg menceritakan
kegagalannya bersaing didalam negeri karena kuat-kuatan modal. Sampai saat ini
memang sepertinya “harga” masih menjadi faktor paling dominan disini.